Friday, 21 December 2012

Ta'aruf Qasidah

Maksud Qasidah ialah
Qasidah adalah ucapan puji-pujian kepada Rasulullah s.a.w yng dibuat dalam bntuk syair,

Pendapat sahabat IluvIslam pula:

Sebenarnya saya rasa maksud "qasidah" itu dalam makna yang lebih tepat ialah "puisi". Kalau dalam bahasa inggeris "poetry". Secara kebiasaannya qasidah adalah "puisi" berbentuk luahan hati yang rindu, atau kekaguman dan puji-pujian kepada Tuhan atau seseorang. Qasidah sangat terkenal di kalangan ahli-ahli sufi sebagai satu cara mereka meluahkan rasa rindu dan kagum mereka kepada Allah, RasulNya, Para Sahabat Nabi, Wali-wali Allah dan guru-guru mereka yang Mursyid. Antara qasidah-qasidah yang terkenal ialah"Qasidah Burdah yang bertemakan Ketuhanan dan memuji junjungan Rasulullah S.A.W.", dan "Qasidah Ghausiah yang juga bertemakan Ketuhanan dan memuji Sultan Auliya' Syeikh Muhyiddin Abdul Qadir Jailani" Wallhua'alam. 

Pengasuh Qasidah 
PENGASUH MAJLIS SHOLAWAT AHBAABUL MUSTHOFA

Biografi Beliau:

Senin, 01 September 2008

Nama Beliau Habib Syekh bin Abdul qadir Asseggaf sebagai pendakwah, boleh jadi belum dikenal secara luas di masyarakat. Namun di kalangan jamaah majelis shalawat atau kegiatan Maulidan, Beliau cukup dikenal. Terutama karena tokoh yang satu ini memiliki suara yang sangat merdu.

Selain itu beliau juga mencipta sendiri lagu qashidah yang nada dan iramanya dapat diterima telinga masyarakat, baik masyarakat yang akrab dengan kegiatan majelis shalawat maupun masyarakat awam.


Dengan suara yang merdu ini, habib yang satu ini berhasil memikat kalangan muda sehingga mereka menyukai qashidah dengan syair-syair yang seluruhnya bersumber dari kitab Simthud Durar tersebut. Tidak jarang pula kemudian kalangan muda ikut bergabung dalam majelis shalawat yang sudah ada.


Sebenarnya syair-syair qashidah yang dibawakan beliau bukanlah syair puji-pujian yang baru, namun Habib Syekh berhasil membentuk dan mengemas irama pembacaan maulid Tradisional menjadi lebih indah dan menggoda telinga yang mendengarnya.


Selain itu, Habib Syekh bin Abdul qadir Asseggaf ini juga suka berbagi dan memberi, meski dia sendiri terkadang dalam kekurangan. Bahkan ketika mengawali dakwahnya ke pelosok-pelosok, ia membawa nasi bungkus, untuk dibagi-bagikan kepada jamaah.


Dengan Kereta Angin


Perjalanan hidup Habib kelahiran Solo, 20 September 1961, ini cukup berliku. Beliau pernah jaya sebagai pedagang tapi kemudian bangkrut. Di saat sulit itu, Habib Syekh melakukan dakwah menggunakan kereta angin ke pelosok-pelosok untuk melaksanakan tugas dari sang guru, almarhum Habib Anis bin Alwi Alhabsyi, imam masjid Riyadh Gurawan Solo.


Pada saat itu Habib Syekh bin Abdul qadir Asseggaf juga sering diejek sebagai orang yang tidak punya pekerjaan dan habib jadi-jadian. Namun Habib Syekh tidak pernah marah atau mendendam kepada orang yang mengejeknya. Justru sebaliknya, beliau tetap tersenyum dan memberi sesuatu kepada orang tersebut.


Terkadang Habib Syekh bin Abdul qadir Asseggaf rutin memberikan ta’lim di Kebagusan, sedangkan dakwah rutinnya di kota Solo dan kota kota di jawa tengah.


Sumber: Majalah Kisah Islam AlKisah No.18/25 Agustus-7 September

 

No comments:

Post a Comment